Nicolaus Copernicus adalah seorang ilmuwan besar dengan sepesialisasi bidang astronomi, matematika,dan ekonomi berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentris. Teori ini adalah antitesis dari teori geosentris yang sebelumnya berkembang dan di anut seluruh ilmuwan. Heliosentris memandang bahwa pusat peredaran tata surya (solar system) adalah matahari. Benda-benda angkasa termasuk bumi yang menjadi anggota tata surya berputar mengelilingi matahari. Sedangkan teori geosentris menganggap bahwa bumi yang menjadi pusat peredaran tat surya. Penemuannya ini menggemparkan dunia sains dan dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, menjadi dasar astronomi dan sains modern. Teori heliosentris juga mempengaruhi revolusi di bidang ilmiah dan pengembangan teknologi. Namanya kemudian diabadikan menjada nama Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, yang didirikan tahun 1945.
Teori heliosentris yang di jabarkan dalam karya ilmiah On the Revolutions of the Heavenly Spheres (1543) mendapat tentangan dari ilmuwan dan penguasa gereja saat itu. Christoph Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, "Teori Kopernikus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah". Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, "Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi".
Biografi Nicholas Capernicus
Nama | Nicholas Capernicus |
Tanggal lahir | 19 Februari 1473 |
Tempat lahir | Toruń Polandia |
Meninggal | Frombork, 24 Mei 1543 |
Pekerjaan | Ahli Astronomi, Matematika, Ekonomi |
Karya Ilmiah | On the Revolutions of the Heavenly Spheres (1543) |
Capernicus adalah anak seorang saudagar di Toruń. Ia anak bungsu dari empat bersaudara. Ketika berusia 11 tahun, ayahnya meninggal dunia sehingga ia dan saudara-saudara kandungnya diasuh pamannya bernama Lucas Waczenrode. Lucas membantu Nicolaus memperoleh pendidikan yang baik, menganjurkannya untuk menjadi imam. Pendidikan Nicolaus dimulai di kampung halamannya, kemudian menekuni bidang astronomi di Universitas yang terletak di kota Chelmo. Pada usia 23 tahun mempelajari hukum gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai universitas di Bologna dan Padua, Italia. Nicolaus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi. Pada akhir pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia juga pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen dari bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia.
Selama puluhan tahun berikutnya, melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya, bergerak mengitari matahari.Teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai "fakta" bahwa matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.
Copernicus menerbitkan sebuah rangkuman singkat tentang gagasannya dalam sebuah karya yang disebut Commentariolus. Laporan tentang penelitiannya sampai ke Jerman dan Roma. Pada awal tahun 1533, Paus Klemens VII mendengar tentang teori Copernicus. Dan, pada tahun 1536, Kardinal Schönberg menyurati Copernicus, mendesak dia untuk menerbitkan catatan lengkap gagasannya. Georg Joachim Rhäticus, seorang profesor di Universitas Wittenberg di Jerman, begitu penasaran oleh karya Copernicus sampai-sampai ia mengunjungi Copernicus dan akhirnya menghabiskan waktu bersamanya selama dua tahun. Pada tahun 1542, Rhäticus membawa pulang sebuah salinan manuskrip itu ke Jerman dan menyerahkannya kepada seorang tukang cetak bernama Petraeius dan seorang juru tulis sekaligus korektor tipografi bernama Andreas Osiander.
Osiander memberikan judul karya capernicus De revolutionibus orbium coelestium (Mengenai Perputaran Bola-Bola Langit). Dengan mencantumkan frasa “bola-bola langit”, Osiander menyiratkan bahwa karya itu dipengaruhi oleh gagasan Aristoteles. Osiander juga menulis kata pengantar anonim, yang menyatakan bahwa hipotesis dalam buku itu bukanlah artikel tentang iman dan belum tentu benar. Copernicus tidak menerima salinan dari buku yang dicetak itu, yang diubah dan dikompromikan tanpa seizinnya, sampai hanya beberapa jam sebelum kematiannya pada tahun 1543.
Copernicus menggunakan tahun-tahun terakhir kehidupannya untuk memperbaiki dan melengkapi berbagai argumen dan rumus matematika yang menopang teorinya. Lebih dari 95 persen dokumen akhir itu memuat perincian teknis yang mendukung kesimpulannya. Dokumen tulisan tangan orisinal ini masih ada dan disimpan di Universitas Jagiellonian di Kraków, Polandia. Dokumen ini tidak berjudul. Oleh karena itu, astronom Fred Hoyle menulis, "Kita benar-benar tidak tahu bagaimana Copernicus ingin menamai bukunya itu".
Dewasa ini, Copernicus disanjung oleh banyak orang sebagai Bapak Astronomi Modern. Memang, uraiannya tentang alam semesta telah dimurnikan dan diperbaiki oleh ilmuwan yang seperti Galileo, Kepler, dan Newton. Akan tetapi, astofisikawan Owen Gingerich mengomentari, "Copernicuslah yang dengan karyanya memperlihatkan kepada kita bagaimana rapuhnya konsep ilmiah yang sudah diterima untuk waktu yang lama". Melalui penelitian, pengamatan, dan matematika, Kopernikus menjungkirkbalikkan konsep ilmiah dan agama yang berurat berakar tetapi keliru. Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan matahari dan menggerakkan bumi”.
Thanks to wikipedia
0 Komentar untuk "Biografi Nicholas Copernicus"