Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini adalah tokoh agama, presiden, dan pemimpin umat Islam yang disegani dunia. Lahir di Khomein, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun. Khomeini juga tokoh Revolusi Iran dan Pemimpin Agung Iran pertama. Ayatollah Ruhollah Khomeini belajar teologi di Arak dan kemudian di kota suci Qom, di mana ia mengambil tempat tinggal permanen dan mulai membangun dasar politik untuk melawan keluarga kerajaan Iran, khususnya Shah Mohammed Reza Pahlavi.
Ujian pertamanya tiba pada tahun 1962 saat pemerintahan Shah berhasil mendapatkan RUU yang menetapkan beberapa kekuasaan pada dewan provinsi dan kota. Sejumlah pengikut Islam keberatan pada perwakilan yang baru dipilih dan tak diwajibkan bersumpah pada al-Qur'an namun pada tiap teks suci yang dipilihnya. Khomeini menggunakan kemarahan rakyat ini kemudian mengatur pemogokan di seluruh negara yang menimbulkan penolakan pada RUU itu.
Sebagai Tokoh Agama, Khomeini memiliki basis dukungan rakyat yang kuat. Khomeini menyampaikan khotbah di Faiziyveh School yang menuduh negara berkolusi dengan Israel dan mencoba "mendiskreditkan al-Qur-an." Penangkapannya yang tak terelakkan oleh polisi rahasia Iran, SAVAK, memancing kerusuhan besar-besaran dan reaksi kekerasan yang biasa oleh pihak keamanan yang mengakibatkan kematian ribuan orang. Khomeini terus susah selama tahun-tahun berikutnya dan pada peringatan pertama kerusuhan pasukan Shah bergerak ke kota Qom, menahan Imam sebelum mengirimnya ke pembuangan di Turki. Ia tinggal sebentar di sana selama sebelum pindah ke Irak di mana melanjutkan perjuangan untuk menjatuhkan rezim Shah. Pada 1978 pemerintahan Shah meminta Irak untuk mengusirnya dari Najaf, lalu ia menuju Paris.
Ketokohan Ayatullah Khomeini semakin populer setelah menjelang sampai kejatuhan Shah. Menyusul rangkaian kekacauan di Iran, keluarga Shah meninggalkan Iran pada Februari 1979, sementara rakyat tumpah ruah di jalanan jalan untuk menyambut kembalinya Khomeini dan 'Permulaan Revolusi Islamnya'. Ayatullah Khomeini disambut ratusan ribu rakyatnya di bandara dan ribuan orang lainnya berjajar sepanjang jalan kembali ke Teheran. Ayatollah sudah sepantasnya memandang Iran sebagaimana dirinya, dan Khomeinipun menjadi pemimpin dan tokoh agama. Teheran menjadi kursi kekuatan, jauh dari jantung kota Qom. Pada 1981 Irak menyerang Iran. Perang itu berlangsung 8 tahun penuh yang menghancurkan hidup jutaan muslimin di kedua pihak. Khomeini meninggal di Teheran pada 3 Juni 1989.
Ujian pertamanya tiba pada tahun 1962 saat pemerintahan Shah berhasil mendapatkan RUU yang menetapkan beberapa kekuasaan pada dewan provinsi dan kota. Sejumlah pengikut Islam keberatan pada perwakilan yang baru dipilih dan tak diwajibkan bersumpah pada al-Qur'an namun pada tiap teks suci yang dipilihnya. Khomeini menggunakan kemarahan rakyat ini kemudian mengatur pemogokan di seluruh negara yang menimbulkan penolakan pada RUU itu.
Sebagai Tokoh Agama, Khomeini memiliki basis dukungan rakyat yang kuat. Khomeini menyampaikan khotbah di Faiziyveh School yang menuduh negara berkolusi dengan Israel dan mencoba "mendiskreditkan al-Qur-an." Penangkapannya yang tak terelakkan oleh polisi rahasia Iran, SAVAK, memancing kerusuhan besar-besaran dan reaksi kekerasan yang biasa oleh pihak keamanan yang mengakibatkan kematian ribuan orang. Khomeini terus susah selama tahun-tahun berikutnya dan pada peringatan pertama kerusuhan pasukan Shah bergerak ke kota Qom, menahan Imam sebelum mengirimnya ke pembuangan di Turki. Ia tinggal sebentar di sana selama sebelum pindah ke Irak di mana melanjutkan perjuangan untuk menjatuhkan rezim Shah. Pada 1978 pemerintahan Shah meminta Irak untuk mengusirnya dari Najaf, lalu ia menuju Paris.
Ketokohan Ayatullah Khomeini semakin populer setelah menjelang sampai kejatuhan Shah. Menyusul rangkaian kekacauan di Iran, keluarga Shah meninggalkan Iran pada Februari 1979, sementara rakyat tumpah ruah di jalanan jalan untuk menyambut kembalinya Khomeini dan 'Permulaan Revolusi Islamnya'. Ayatullah Khomeini disambut ratusan ribu rakyatnya di bandara dan ribuan orang lainnya berjajar sepanjang jalan kembali ke Teheran. Ayatollah sudah sepantasnya memandang Iran sebagaimana dirinya, dan Khomeinipun menjadi pemimpin dan tokoh agama. Teheran menjadi kursi kekuatan, jauh dari jantung kota Qom. Pada 1981 Irak menyerang Iran. Perang itu berlangsung 8 tahun penuh yang menghancurkan hidup jutaan muslimin di kedua pihak. Khomeini meninggal di Teheran pada 3 Juni 1989.
referensi: wikipedia
0 Komentar untuk "Ayatullah Khomeini Tokoh Agama terkemuka Iran"