Saddam Husein adalah Presiden Iraq terlama, tokoh controversial dalam perang Iran-Iraq tahun 1980-an, dan perang Teluk melawan Amerika (Pada masa Presiden Bush) tahun 1990. Saddam adalah pemimpin Arab yang paling kukuh menentang Amerika dan sekutunya hingga dianggap sebagai musuh besar Amerika. Namun Kharismanya justru mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari masyarakat dunia Arab.
Saddam Husein lahir di Tikrit Iraq 28 April 1937 dan dibesarkan di Desa Auja, sebuah daerah miskin di barat laut Baghdad. Orang tuanya petani miskin namun pamannya adalah seorang perwira Iraq dan pejuang persatuan Arab. Pendidikan tinggi diperolehnya dari Universitas Kairo tahun 1962 dan Universitas Baghdad tahun 1971. Ia terjuan dalam dunia politik dengan bergabung dengan Partai Sosialis Ba`ath sejak usia 19 tahun. Namanya mencuat tiga tahun kemudian setelah terlibat dalam usaha pembunuhan Perdana Menteri Iraq Abdul Karim Kasim tahun 1959. Saddam tertembak kakinya, kemudian melarikan diri ke Suriah dan Mesir.
Saddam kembali ke negerinya setelah partai Ba`ath memegang kendali Iraq. Namun kekuasaan partai ini hanya berlangsung beberapa bulan kemudian di gulingkan. Saddam kemudian masuk penjara bulan Juli 1968 akibat upaya kudeta. Namun di bawah pimpinan Jenderal Ahmad Hassan Bakri, Partai Ba`ath kembali berkuasa. Saddam dibebaskan dari penjara, kemudian mendapatkan posisi sebagai wakil presiden dan Kepala Dewan Komando Revolusiner Iraq. Ia kemudian membangun jaringan polisi rahasia dan menyingkirkan semua pembangkangnya. Tahun 1979 Saddam tampil menggantikan Bakri menjadi Presiden Iraq. Ia sangat menjaga kekuasaannya dari semua pembangkang sehingga berulang kali melakukan “pembersihan” orang-orang yang dianggapnya punya potensi sebagai penentang.
Khawatir akan terpengaruh terhadap Revolusi Iran dan keinginan menguasai Terusan Shatt Al-Arab, Saddam melakukan penyerangan terhadap Iran tahun 1980.Setelah berperang selama 8 tahun, Saddam kehilangan ribuan tentara, perekonomian terpuruk, Saddam akhirnya setuju dengan gencatan senjata. Usai perang melawan Iran, Saddam kemudian menginvansi Kuwait dengan tuduhan Kuwait mencuri minyak di daerah yang masih dalam sengketa tanggal 2 Agustus 1990. Kuwait adalah salah satu pasokan minyak Amerika dan Negara Eropa sehingga Amerika dan sekutunya turun tangan membela Kuwait. Akibatnya pecah pertempuran antara Iraq melawan Amerika cs. Saddam benar-benar terjepit karena mendapat embargo ekonomi, kehilangan sebagian besar militer dan peralatan perang. Namun Saddam tetap bertahan sebagai pemimpin Iraq dan mampu meredam revolusi di dalam negeri yang dimotori kelompok syi`ah dan kurdi.
Pada bulan Oktober 1995, Saddam kembali terpilih menjadi Presiden setelah mendapat dukungan 99,96% rakyatnya. Tahun 1997 ia menolak keikutsertaan Amerika Serikat dalam inspeksi senjata nuklir di Iraq yang dilakukan PBB. Usai tragedy 11 September 2001, As berupaya menghancurkan semua musuh-musuhnya termasuk Iraq yang dianggapnya sarang teroris. Serangan Amerika dan Inggris secara besar-besaran di Iraq akhirnya berhasil melumpuhkan kekuatan militer Saddam Husein. Saddam akhirnya melarikan diri dan dikabarkan tertangkap di rumah bawah tanah di tempat kelahirannya Tikrit. Walau di anggap musuh oleh sebagai nebsar dunia barat, Saddam tetap dipuja di berbagai Negara Arab sebagai tokoh yang paling berani manentang Israel dan Amerika dan menjadi symbol ketangguhan Arab melawan Agresi Barat.
Referensi:
Buku 100 tokoh paling berpengaruh abad 20
Peerbit Nuansa
0 Komentar untuk "Biografi Saddam Hussein"