Biografi Jendral Abdul Haris Nasution

Jendral Nasution adalah salah satu dari tiga jendral yang berpangkat bintang lima di Indonesia. Jendral Nasution adalah tokoh penggagas dwi fungsi ABRI yang diterapkan selama puluhan tahun selama pemerintahan Presiden Soeharto. Dwi Fungsi ABRI akhirnya dihapus karena desakan gerakan reformasi tahun 1998. Dwi Fungsi ABRI dianggap sebagai legalitas tentara untuk campur tangan dengan urusan politik di Indonesia sehingga memunculkan pemerintahan otoriter dan represif.
Jendral Abdul Haris Nasution adalah putra Sumatera Utara. Beliau dilahirkan di Kotanopan Sumatera Utara pada 3 Desember 1918 dan meninggal pada umur 81 tahun di Jakarta tanggal 6 September 2000. Pada pergolakan politik tahun 1965 saat persitiwa G30 S PKI, Nasution adalah target utama pembunuhan yang direncanakan PKI. Dalam peristiwa tersebut putrinya (Ade Irma Suryani) menjadi korban penembakan pasukan Cakra Birawa yang terlibat dalam Gerakan 30 September.

Spesialisasi Nasution adalah perang gerilya. Ilmu perang gerilya ditulis dalam bukunya Fundamentals of Guerrilla Warfare yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing dan menjadi buku pegangan wajib di berbagai akademi militer internasional, termasuk sekolah elit tentara west point di Amerika Serikat.

Karir militernya diawali ketika Nasution mendaftarkan diri di sekolah perwira cadangan yang dibuka Belanda tahun 1940. Setelah menyelesaikan pendidikannya, tahun 1942 beliau ditugaskan sebagai pembantu letnan di Surabaya. Pertempuran pertamanya terjadi tahun 1942 melawan Jepang di Surabaya. Pasca kekalahan Jepang di Perang Dunia II, Nasution mendirikan Badan Keamanan Rakyat yang terdiri dari unsur bekas serdadu PETA (Tentara pemuda Bentukan Jepang). Karir Nasution terus melejit sampai akhirnya pada bulan Maret 1946 beliau diangkat sebagai komandan divisi III Siliwangi oleh Presiden Soekarno. Kemudian pada bulan Februari 1948 Belaiu diangkat sebagai wakil panglima besar Soedirman dan di akhir tahun 1949 Nasution di angkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Nasution juga berjasa besar dalam upaya perebutan Irian Barat dari tangan Belanda melalui pemebtukan Komando Mandala. Untuk menghormati jasanya pada tanggal 5 Oktober 1997 beliau dianugerahi pangkat jendral besar bintang lima bersama dua orang lainnya yaitu Jendral Soedirman dan Jendral Soeharto. Jendral Nasution meninggal dunia 6 Septembel tahun 2000 dan dimakamkan di taman makam pahlawan Kalibata Jakarta.
0 Komentar untuk "Biografi Jendral Abdul Haris Nasution"

 
Copyright © 2014 Biografi Tokoh Dunia - All Rights Reserved
Template By. Catatan Info